Dasar Analisa Teknikal Saham. Pahami, Praktikkan dan Cuan!

Persentase Harian

Saham merupakan sebuah instrumen investasi yang sangat ramai diperbincangkan. Orang-orang merasa tertinggal dari pergaulan ketika Ia belum melakukan investasi saham maupun mengetahui pengetahuan dasar tentang saham.

Banyaknya media sosial yang membuat informasi tersebar secara cepat, menjadikanmu dapat dengan mudahnya melihat teman-temanmu sedang membagikan screenshot hasil cuan mereka di sosial media.

Melihat hal tersebut, kamu tentunya tidak ingin merasa tertinggal bukan? Yuk simak artikel berikut ini agar kamu bisa mengetahui definisi saham, jenis analisa saham, dan dasar analisa teknikal saham.

Definisi Saham

Saham adalah sebuah instrumen investasi yang menunjukkan bahwa kamu telah memiliki suatu perusahaan. Kepemilikanmu atas suatu perusahaan diukur berdasarkan persentase bagian saham yang kamu miliki dari seluruh jumlah saham perusahaan tersebut.

Saham dapat memberikanmu 2 jenis keuntungan, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain bisa kamu dapatkan ketika kamu menjual saham yang kamu miliki di atas harga pembelianmu. Misalkan kamu membeli di harga Rp.100.000 dan menjualnya di harga Rp.130.000, kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar 30% atau Rp.30.000.

Selain capital gain, kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham ketika perusahaan membagikan hasil keuntungan tahun lalu. Kamu bisa mendapatkan dividen sesuai dengan proporsi saham yang kamu miliki.

2 Jenis Analisa Saham

Di dunia persahaman, terdapat 2 aliran atau paham mengenai analisa saham. Kedua jenis analisis saham tersebut adalah:

●    Analisa Fundamental

Analisa fundamental adalah sebuah analisa saham yang melihat kinerja suatu saham berdasarkan kinerja perusahaan. Berdasarkan analisa fundamental, semakin baik kinerja perusahaan maka harga saham tersebut juga akan semakin naik. Analisa ini berfokus pada rasio-rasio pada laporan keuangan.

●    Analisa Teknikal

Analisa teknikal adalah sebuah analisa saham yang berfokus pada pola pergerakan harga saham pada suatu tren, volume perdagangan saham, volatilitas harga saham, dan indikator-indikator yang didasarkan pada perhitungan statistika.

Kedua analisa saham tersebut telah banyak digunakan oleh para investor dan trader dunia. Namun, artikel kali ini akan berfokus pada dasar analisa teknikal saham.

3 Asumsi Dasar Analisa Teknikal

Dalam mempelajari analisa teknikal, Murphy dalam bukunya yang berjudul Technical Analysis of Financial Market menyebutkan bahwa terdapat 3 asumsi dasar, yaitu:

●    Price Discount Everything

Pergerakan harga suatu saham disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah supply dan demand. Manusia sebagai entitas yang melakukan perdagangan saham membuat supply dan demand berdasarkan persepsinya tersendiri terhadap suatu saham. Misalkan si A ingin menjual saham ABC karena sudah mencapai targetnya sedangkan si B baru membelinya karena saham ABC masih melanjutkan trennya.

Aksi si A dan si B tentunya didasari oleh keinginan untuk mendapatkan profit. Dalam mengambil keputusan, si A dan si B memiliki informasinya tersendiri atas suatu saham agar bisa mendapatkan keuntungan. Sehingga pergerakan harga suatu saham sudah mencerminkan segala informasi yang ada baik secara publik atau privat karena harga bergerak disebabkan oleh aksi manusia.

●    Price Move in Trends

Kamu telah mengetahui bahwa pergerakan harga saham digerakkan oleh manusia. Manusia didorong oleh emosinya untuk mendapatkan keuntungan ketika melakukan trading saham. Karena harga digerakkan oleh manusia, harga tersebut pun memiliki emosi serupa yang tergambar pada suatu tren. Ketika para investor dan trader sedang bersemangat untuk membeli saham ABC, saham ABC tersebut akan mengalami kenaikan harga selama beberapa waktu ke depan (uptren).

Ketika kamu adalah seorang trader pemula dan berniat untuk menganalisa saham secara detail, tentunya kamu akan mengalami kesulitan. Dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang sangat banyak untuk bisa melakukan hal tersebut. Walaupun pergerakan harga dalam time frame harian dan menit tidak bisa diketahui pergerakannya, namun secara garis besar Kamu dapat melihat suatu saham sedang bergerak uptren atau sedang downtren sehingga Kamu bisa melakukan posisi jual atau beli.

●    History Repeats Itself

Seperti pada pembahasan sebelumnya bahwa pergerakan harga saham dipengaruhi oleh manusia dan manusia memiliki ingatan atau memori, harga saham pun memiliki sifat demikian. Agar bisa memahami asumsi ini, Kamu bisa membaca contoh di bawah ini:

Misalkan harga saham BBRI telah menyentuh harga Rp.2.500 per lembarnya dan para investor serta trader berbondong-bondong untuk membeli sahamnya secara terus menerus sehingga mendorong harga saham menjadi Rp.2.800 per lembarnya.

Persepsi bahwa Rp.2.800 per lembar adalah suatu harga yang mahal akan berubah ketika kamu memperlebar time frame yang digunakan. Setelah memperlebar time frame, kamu akan mendapati bahwa harga rata-rata saham BBRI adalah Rp.3.500 per lembar.

Investor dan trader yang mengetahui hal ini akan berasumsi bahwa harga Rp.2.800 per lembar adalah harga yang murah jika dibandingkan dengan Rp.3.500. Asumsi tersebut membuat adanya dorongan beli sehingga saham BBRI pun menyentuh harga Rp.3.500 dan mengalami tren naik.

Setelah Kamu memahami 3 asumsi dasar dalam analisa teknikal, Kamu akan menyadari bahwa penggerak harga suatu saham adalah manusia. Pergerakan harga saham dipicu oleh keinginan manusia untuk mendapatkan keuntungan. Dengan mengetahui hal tersebut, Kamu akan mengerti kenapa psikologis sangat mempengaruhi keputusan seorang trader.

Apakah artikel ini bermanfaat?
5/5

Leave a Comment

error: Content is protected !!
Sylph's Dream
warisan
EZ Financial Planning