Persentase Harian
Blockchain memiliki beberapa consensus yang mesti dijalankan dengan baik. Consensus tersebut beberapa yang terbaik seperti PoW (Proof of Work) dan PoS (Proof of Stake).
Algoritma konsensus jika kita artikan dari kamus Bahasa Indonesia berarti sebuah kesepakatan dan algoritma merupakan prosedur untuk penghitungan, pemrosesan data, dan penalaran otomatis dengan menjalankan sistem matematika.
Jadi dalam hal ini algoritma konsensus adalah sebuah sistem perhitungan matematika otomatis untuk mencapai sebuah kesepakatan. Sebenarnya terdapat banyak jenis algoritma konsensus yang dijalankan pada blockchain. Namun terdapat 2 konsensus yang wajib kita pelajari yakni PoW dan PoS.
Proof of Work (PoW)
PoW adalah perintis mekanisme konsensus. Penggunaannya yang mendasari mekanisme konsensus telah mendasari alur perjalanan Bitcoin. PoW secara signifikan memengaruhi mata uang kripto di masa depan dan beberapa proyek blockchain yang mengadopsi konsensus PoW untuk platform yang berbeda-beda.
Cara kerja PoW ini menerapkan sistem penambangan yang melibatkan penyelesaian masalah matematika yang lebih kompleks. Hal ini ditujukan agar mendapatkan kesempatan supaya bisa menghasilkan blok.
Penambangan diterapkan oleh node yang dapat menggunakan perangkat apa pun namun dengan daya komputasi yang memadai. Node pertama adalah menyelesaikan point to point agar mendapat kesempatan untuk menghasilkan blok dan juga hadiah untuk produksi blok.
PoW sebenarnya mudah untuk dijalankan. Namun konsumsi energi yang diperlukan serta efek buruk jangka panjangnya membuat para pengembang dan pemain bisa lebih mencari opsi lain.
Algoritma PoW ini pertama sekali dikenalkan oleh Cynthia Dwork dan Moni Naor pada 1993, yang kemudian pada 2009 baru populer lagi setelah diterapkan oleh awner coin shell, Markus Jakobsson.
Baca juga: NFT, Aset Digital yang Membuatmu Auto Sultan
Proof of Stake (PoS)
Algoritma konsensus PoS mulai berkembang pada 2011. PoS juga dipersiapkan untuk menggantikan konsensus PoW. Karena dianggap lebih memiliki konsep yang efisien. PoS merupakan sebuah mekanisme dimana blok baru akan divalidasi oleh para Miner,Validator, atau Produser yang melakukannya berdasar pada Stake Holder.
PoS memiliki sistem yang lebih friendly dan non-matematika. Juga tidak perlu memecahkan point to point dan tidak menggunakan energi yang sangat besar layaknya PoW.
PoS punya cara lain untuk menentukan node mana yang berhak menghasilkan blok pada blockchain. Basis utamanya dalam seleksi adalah jumlah koin dari sebuah node dan berapa lama mereka telah menyimpan koin tersebut.
Sistem PoS ini bekerja dengan node yang telah memiliki lebih banyak koin dan telah menyimpan koin tersebut dengan jangka waktu yang lama. Kedua hal tersebut memiliki kecenderungan untuk memastikan keberhasilan kinerja koin. Oleh karenanya, para pemain cenderung memilih untuk memiliki peningkatan dalam kinerja dan nilai koin.
Selain kedua consensus PoW dan PoS, terdapat consensus lain yaitu DPoS atau Delegate Proof of Stake.
Delegate Proof of Stake (DPoS)
DPOS adalah Proof of Stake yang bekerja dengan menggunakan sistem voting secara demokrasi. Konsensus DpoS juga bisa digunakan untuk seleksi Blockproducers aktif yang nantinya akan diberi hak untuk memvalidasi blok yang ada di dalam blockchain.
PoW dan PoS menjadi dua konsensus yang difavoritkan sekarang ini. namun terdapat beberapa perbedaan antar keduanya yang memiliki nilai plus dan minus juga. Untuk PoW sendiri lebih mudah diterapkan namun dalam menjalankannya diperlukan peralatan yang mahal, dan juga lebih banyak mengkonsumsi energi. Lalu untuk PoS lebih hemat energi dan lebih murah untuk investor maupun tradernya. Namun data pada pada PoS lebih mudah untuk dapat tersentralisasi.
Persentase Harian adalah blog keuangan, bisnis, dan gaya hidup yang meningkatkan pengetahuanmu hari ini.